Sunday, December 30, 2018

DASAR-DASAR ORGANISASI DAN INFORMASI KELOMPOK 10

EVALUASI KINERJA SISTEM SIMPAN DAN TEMU KEMBALI INFORMASI (STKI)

Pengertian Sistem Temu Kembali Informasi
Sistem temu kembali informasi berasal dari kata Information Retrieval System (IRS). Temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem temu kembali informasi merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai.
Pengertian sistem temu kembali informasi menurut Sulistyo-Basuki (1992: 132) sistem temu kembali informasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai.

Tujuan dan Fungsi System Simpan dan Temu Kembali Inform
Tujuan
Tujuan utama sistem temu kembali informasi adalah untuk menemukan dokumen yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna secara efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan kepuasan baginya, dan sasaran akhir dari sistem temu kembali informasi adalah kepuasan pemakai.
Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mempertemukan ide yang dikemukakan oleh penulis dalam dokumen dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (query).

Beberapa fungsi sistem temu balik informasi seperti yang dikemukakan Chowdhury (1999:3) bahwa ada tujuh fungsi sistem temu balik informasi antara lain:
1. untuk mengidentifikasi informasi (sumber informasi) yang relevan dengan bidang-bidang yang sesuai dengan minat dan tujuan komunitas pemakai
2. untuk menganalisis isi dari sumber informasi (dokumen)
3. untuk mempresentasikan isi dan sumber informasi yang telah dianalisis dengan cara yang sesuai untuk kemudian menyesuaikannya dengan permintaan pemakai
4. untuk menganalisis permintaan-permintaan pemakai dan mempresentasikannya kedalam bentuk yang disesuaikan, untuk disesuaikan dengan database
5. untuk menyesuaikan pernyataan penelusuran dengan database
6. untuk menemukan informasi yang relevan
7. untuk membuat penyesuaian kebutuhan pada dasar sistem arus balik dari pemakai

Konsep Dasar Sistem Temu Kembali Informasi
A. System temu kembali informasi (information retrieval systems – IRS)
Merupakan system yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Salah satu hal yang perlu diingt adalah bahwa informasi yang diproses terkandung dalam sebuah dokumen yang bersifat tekstual.

B. System manajemen basis data (database management systems –DBMS)
Merupakan system yang didesain untuk memanipulasi dan mengurus basis data. Data yang tersimpan dalam basis data dinyatakan dalam bentuk unsur-unsur data yang spesifik dan tersimpan dalam table-tabel.

C. System informasi manajemen (management information systems –MIS)
Adalah system yang didesain untuk kebutuhan manajemen untuk mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi. Data dan fungsi-fungsi operasi disesuaikan dengan kebutuhan manajemen.

D. System pendukung keputusan (decision support system – DSS)
Menggambarkan operasi-operasi spesifik dalam satuan-satuan informasi yang homogen.

E. System kecerdasan buatan (artificial intelligent systems)
Memberikan perbandingan antara sistemtemu kembali informasi, system manajemen basis data dan artificial intelligent seperti yang dikemukakan oleh Farkes dan Baeza-Yates (1992).

Komponen System Temu Kembali Informasi
User
Query
Dokumen
Index
Machine Function

Prinsip System Temu Kembali pada Perpustakaan
1. Pemilihan dokumen
2. Analisis konsep dokumen
3. Pengorganisasian sbg wakil dokumen
4. Penyimpanan dokumen
5. Analisis konsep berdasarkan pertanyaan
6. Penyesuaian dokumen berdasarkan pertanyaan
7. Penyerahan dokumen

D. Cara Kerja Information Retrieval
Model sistem temu kembali informasi menentukan detail sistem temu kembali. Informasi yaitu meliputi representasi dokumen maupun query, fungsi pencarian (retrieval function) dan notasi kesesuaian (relevance notation) dokumen terhadap query. Salah satu model sistem temu kembali informasi yang paling awal digunakan adalah model boolean.

Model boolean mempresentasikan dokumen sebagai sutau himpunan kata kunci ( set of keywords). Sedangkan query dipresentasikan sebagai ekspresi boolean. Query dalam ekspresi boolean merupakan kumpulan kata kunci yang saling dihubungkan melalui operator boolean seperti AND, OR, dan NOTserta menggunakan tanda kurung untuk menentukan scope operator. Hasil pencarian dokumen dari model boolean adalah himpunan dokumen yang relevan.

1. Text Operations (operasi terhadap teks) yang meliputi pemilihan kata-kata dalam query maupun dokumen dalam pentrasformasian dokumen atau query menjadi term index (indeks dari kata-kata).
2. Query formulation (formulasi terhadap query) yang memberi bobot pada indeks kata-kata query.
3. Ranking, mencari dokumen-dokumen yang relevan terhadap query dan mengurutkan
4. dokumen tersebut berdasarkan kesesuiannya dengan query.
5. Indexing, membangun data indeks dari koneksi dokumen.

Cara kerja information retrieval pada media penyimpanan data internet dicontohkan oleh Aplikasi mesin pencari Google .
Adapun beberapa kemungkinan cara kerja information retrieval yang mungkin akan terjadi pada masa depan yaitu:
1. Kemungkinan, adanya proses pencarian menggunakan suara menggantikan ketikan tangan (saat ini)
2. Kemungkinan, fitur tambahan pada google maps yaitu Video live streaming: User dapat melihat peristiwa di maps secara langsung apa yang dilihat saat ini.
3. Kemungkinan, apabila wajah kita dipotret wajah kita secara langsung pada mesin pencari, mesinpencari langsung dapat mengidentifikasi dan menampilkan hasil pencarian data kita yang terdapat didunia maya.
4. Kemungkinan, menampilkan dari riwayat hidup seseorang selama mengakses internet.

Cara kerja Information Retrieval masa depan, saat ini pun sudah diperkenalkan oleh google berupa teknologi alat pencari Google Glasses.


DASAR-DASAR ORGANISASI DAN INFORMASI KELOMPOK 9

PENGKATALOGISASI

Pengertian
Katalog merupakan himpunan rujukan atau berkas yang teratur untuk mencatat pustaka atau koleksi. Katalog bisa disusun berdasarkan alfabetis nama pengarang, judul, nama penerbit, dll. Katalog adalah presentasi ciri-ciri dari sebuah bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul, pengarang, deskripsi fisik, subyek, dll.) kolelsi perpustakaan yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka tesebut yang disusun seacara sistematis.
katalogisasi (cataloging) adalah pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan menginterpretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog, daftar cantuman bibliografis dari materi perpustakaan yang disususn menurut cara tertentu yang ada disebuah perpustakaan.

Fungsi dan Tujuan Katalogisasi
1. Fungsi katalogisasi
a. Mencatat bahan pustaka yang ada di perpustakaan untuk memudahkan pengguna
b. Mencari atau menelusur pustaka
c. Mempermudah pencarian buku dalam perpustakaan berdasarkan pengarang, judul dan subjek.

2. Tujuan katalogisasi
a. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan
   1) Pengarangnya
   2) Judulnya, atau
   3) Subjeknya
b. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan.
   1) Oleh pengarang tertentu
   2) Berdasarkan subjek tertentu
   3) Dalam jenis literature tertentu
c. Membantu dalam pemilihan buku
   1) Berdasarkan edisinya
   2) Berdasarkan karakter (sastra atau topic)

Jenis-Jenis dan Bentuk Katalog
1. Jenis-jenis katalog
    A. Katalog abjad
        1) Katalog pengarang
Katalog pengarang merupakan katalog paling tua serta jenis paling penting dalam dunia kepustakawanan.

        2) Katalog judul
Merupakan entri judul yang disusun menurut abjad. Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui judul bukunya. Atau ingin mengetahui judul buku tertentu yang sama telah dikarang oleh pengarang mana  saja.

       3) Katalog subjek
merupakan entri subjek disusun menurut abjad. Jajaran ini memungkinkan pemakai mengakses katalog menurut subjek.

       4) Katalog leksikal
Merupakan katalog yang mencakup semua entri alam satu jajaran.

       5) Katalog kelas
Merupakan katalog dengan entri subjek disusun menurut bagan sebuah klasifikasi

2. Bentuk katalog
    A. Katalog manual
Merupakan jenis katalog tradisional yang menggunakan lembar lepas atau kartu atau berbentuk buku.

    B. Katalog semi mekanis
Dibuat pada kartu khusus dan memerlukan gawai untuk merekam data. Bentuk lain ialah kartu tebuk (punched cards).

    C. Katalog berkomputer
Dapat merekam data bibliografis dalam media terbacakan komputer (kartu tebuk, pita magnetis, cakram magnetis) disusn seperti berkas bibliografis. Untuk memeriksanya, pemakai harus menggunakan komputer.

    D. katalog Buku (Printed Catalogue)

Tahapan Membuat Kartu Katalog
1. Kartu katalog
2. Temporary slip (T-slip)

Cara pembuatan katalog
a. Nomor klasifikasi
b. Pengarang / tajuk entri utama
c. Judul buku
d. Nama pengarang lengkap
e. Imprint
f. Kolasi

DASAR-DASAR ORGANISASI DAN INFORMASI KELOMPOK 8

AUTHORITY CONTROL DAN AUTHORITY LIST

Authority Control
    Authority control adalah alat yang digunakan pustakawan dalam menentukan bentuk-bentuk tajuk, seperti tajuk nama, badan korporasi, dan tajuk subjek. Authority control membuat keseragaman akses dalam records bibliografi, sehingga identifikasi tajuk pengarang dan subjek menjadi jelas.

Kata authority berasal dari gagasan bahwa nama-nama orang, tempat, benda dan konsep diotorisasi.
Yaitu mereka dibentuk dalam satu bentuk tertentu. Judul atau pengenal ini diterapkan secara konsisten di seluruh katalog yang menggunakan file otoritas masing-masing dan diterapkan untuk metode lain dalam mengatur data seperti hubungan dan referensi silang. Authority control adalah kegiatan menetapkan, membuat, dan menggunakan istilah standar yang dipakai dalam katalog perpustakaan beserta acuannya.

Tahapan Pelaksanaan Authority Control
1. Memastikan titik-titik temu unik dan konsisten dalam isi dan bentuk
2. Meningkatkan ketetapan dan perolehan data
3. Menyediakan satu jaringan yang menghubungkan berbagai tajuk yang berhubungan pada katalog
4. Meningkatkan temu kembali dengan menyediakan konsistensi pada bentuk-bentuk tajuk yang digunakan untuk mengidentifikasi pengarang, nama tempat, judul seragam, seri dan subjek

Contoh penggunaan
1. Seperti pengaplikasian Authority Control pada katalog online OPAC memungkinkan pengguna untuk menelusur dengan pengarang atau istilah yang umum.
2. Authority control dapat juga dipakai untuk mengecek atau memvalidasi nama anggota perpustakaan. Misalnya : ketika seorang petugas perpustakaan atau sebuah mesin pengembalian buku otomatis mnerima nama dan identitas seorang anggota perpustakaan, maka komputer pertama-tama akan melakukan pengecekan ke sebuah berkas yang berisi daftar semua anggota perpustakaan.
3. Untuk membantu menemukan file yang tepat untuk mengindeks materi bergambar seperti ketika membuat katalog foto documenter, kartun, cetakan, poster, ilustrasi, dangambar desain.
4. Di dalam katalog terdapat nama atau ejaan yang berbeda hanya untuk satu orang atau subjek. Contohnya
a. Diana. (1)
b. Diana, Putri Wales. (1)
c. Diana, Princess of Wales, 1961-1997 (13)
d. Diana, Princess of Wales, 1961- 1997 (1)
e. Diana, princess of Wales, 1961- 1997 (2)
f. Diana, Princess of Wales, 1961-1997
Istilah istilah yang berbeda ini menggambarkan orang yang sama. Dengan demikian, authority control mengurangi penulisan ini ke satu penulisan unik atau judul resmi.

Permasalahan yang muncul  pada sistem authority control
a. Hasil penelusuran tidak sesuai
b. Ruas-ruas yang terdapat dalam tajuk belum terkoneksi, sehingga sulit mendeteksi apakah setiap tajuk dalam ruas-ruas tersebut sudah dikeluarkan atau belum.
c. Penelusuran masih kaku, tidak bisa dari kata kunci
d.Tidak ada warning dalam penulisan tajuk yang kurang tepat atau tajuk itu sudah dimasukkan atau belum, sehingga masih banyak kesalahan atau duplikasi data. Kesalahan-kesalahan dalam penulisan tajuk biasanya terjadi karena kurang ketelitian pustakawan ketika menuliskan bentuk tajuk dalam deskripsi bibliografis yang secara otomatis langsung tersimpan pada pangkalan data authority
e. Semua pustakawan dapat masuk ke pangkalan data authority, sehingga data authority tidak terkontrol.
f.  Antara pangkalan data authority, pangkalan data bibliografis, dan pangkalan data OPAC belum terintegrasi, sehingga proses pengolahan bahan perpustakaan dan proses penelusuran informasi belum berjalan secara maksimal.
    
Cara mengatasi permasalahan pada authority control
Berdasarkan kendala yang ditemui pada sistem authority control yang ada saat ini maka dibutuhkan sistem baru untuk menyempurnakan sistem yang lama agar masalah-masalah yang ada dapat diminimalisasi. Pengembangan sistem yang baru tersebut memerlukan penambahan sistem sebagai berikut:
a. Hasil penginputan tajuk pada pangkalan data deskripsi bibliografis harus melalui tahap validasi, sehingga kesalahan-kesalahan dalam penulisan tajuk tidak langsung masuk ke pangkalan data authority.
b. Manipulasi data pada pangkalan data authority hanya dapat dilakukan oleh pustakawan yang mendapat hak akses, yaitu pustakawan yang bertugas sebagai operator, sehingga keamanan data lebih terkontrol
c. Memberikan warning pada penulisan bentuk tajuk yang salah atau yang sudah ada, misalnya data tidak bisa disimpan, sehingga mengurangi kesalahan dan duplikasi data.
d. Menyediakan fasilitas penelusuran melalui kata kunci
e. Menyediakan tampilan yang mudah dimengerti oleh pengguna
f. Menyediakan rujukan agar pemustaka dapat menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan akurat.

Authority list
Authority list merupakan daftar judul yang dipilih untuk digunakan dalam katalog, disusun sebagai karya referensi resmi oleh para katalog untuk digunakan di dapartemen katalog.
Fungsi dari authority list adalah menyeragamkan dan mengendalikan tajuk-tajuk nama dan subyek, serta acuan-acuan yang digunakan di katalog perpustakaan.

Authority Control dan Authority List pada Pengkatalogan Deskriptif
Authority control pada tahap pengkatalogan deskriptif mencakup pengendalian tajuk nama orang dan badan korporasi (corporate bodies).

Authority control dan authority list dalam pengindeksan subjek
Authority control atau pengawasan terhadap tajuk pada tahap pengindeksan subjek dilakukan dengan kosakata terkendali (controlled vocabulary) atau bahasa indeks, seperti daftar-daftar tajuk subjek seperti Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan Indonesia, Daftar Tajuk Subjek Universitas Indonesiamaupun bagan klasifikasi supaya wakil dokumen dengan subjek yang sama terkumpul di satu tempat, maka tiap konsep diwakili oleh satu istilah saja.

DASAR DASAR ORGANISASI DAN INFORMASI KELOMPOK 7

PENGINDEKSAN SUBJEK

Pngertian Indeks
Pengindeksan adalah proses identifikasi dan analisis dokumen dalam kegiatan pengorganisasian nilai-nilai informasi yang mampu mewakili isi dokumen agar dapat diakses oleh pengguna dalam keperluan penelusuran informasi. Indeks ada 2 jenis yaitu, indeks subjek dan indeks pengarang. Jika atribut tersebut adalah subjek, maka indeks yang mewakilinya disebut indeks subjek, jika atribut tersebut adalah pengarang maka indeks yang mewakilinya disebut indeks pengarang.

Konsep Pengindeksan Subjek
Disiplin ilmu, yaitu istilah yang digunakan untuk satu bidang atau cabang ilmu pengetahuan.
a. Disiplin fundamental
b. Sub disiplin
Fenomena (topik yang dibahas), merupakan wujud/benda yang menjadi objek kajian dari disiplin ilmu. Bentuk ialah cara bagaimana suatu subjek disajikan. Dibedakan menjadi tiga jenis :
a. Bentuk fisik
b. Bentuk penyajian
c. Bentuk intelektual

Standar Pengindeksan Subjek
Standar merupakan aturan yang berguna untuk membimbing, tetapi bisa bersifat wajib. Pengimdeksan subjek mencakup proses pencatatan ciri-ciri dokumen yang penting, analisis isi, klasifikasi dan pembuatan untuk katalog. Bertujuan untuk memungkinkan ditemukannya dokumen yang relevan dengan suatu permintaan dengan cepat. Oleh karenanya dalam pengindeksa subjek harus memperhatiakan :
Subjek maupun pokok masalah yang akan diindeks harus betul-betul dibutuhkan oleh pemustaka.
Semua entri harus disusun alfabetis menurut abjad latin.
1.  Dalam pemilihan tajuk hendaknya dipilih istilah yang popular dan mudah dikenal.
2.  Memilih tajuk yang spesifik, khusus, dan rinci.
3.  Menggunakan Ejaan Yang Disempurkan ( EYD ).
4.  Dalam keadaan tertentu digunakan tajuk gabungan seperti Bank atau Banking.
5.  Nama orang harus ditulis lengkap.
6.  Apabila perlu bisa digunakan antonim.
7. Apabila terdapat suatu kata yang kebetulan digunakan dalam bidang yang berbeda dan memiliki arti yang berbeda, sebaiknya diberi keterangan diantara dua kurung.
8.  Untuk indeks nama departemen atau lembaga terkenal tidak perlu ditulis nama negaranya.
9.  Untuk membedakan nama diri dengan nama lain ( gunung, kota, tempat, dan lain-lain ) maka untuk nama diri ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama.
10. Untuk memberikan informasi yang lebih rinci dibuat petunjuk dari subjek utama ke bagian-bagian lainnya.
11. Untuk membuat indeks bidang sejarah maupun biografi dapat dilihat urutan kronologis dan bukan alfabetis.
12. Lambing atau singakatan yang masih asing hendaknya ditulis kepanjangannya.
13. Untuk pembuatan indeks penulis, maka nama orang yang telah menjadi nama alat, rumus, hukum,sistem.

Tahap-tahap pengindeksan subjek
     Pengindeksan subjek terdiri atas dua tahap, yaitu :
Analisis subjek
Pada tahap ini pengindeksan (indexer) mempelajari isi dokumen untuk untuk mengetahui subjek-subjek apa saja yang dibahas dalam dokumen. Bagian-bagian yang mendapat perhatian khusus ialah judul dokumen, daftar isi, kata pengantar dan pendahuluan, sebab di bagian-bagian inilah biasanya terdapat informasi yang bermanfaat untuk mendapatkan gambaran tentang pokok-pokok bahasan dokumen

Ada tiga hal mendasar perlu dikenali pengindeks dalam menganalisis subjek yakni jenis konsep, jenis subjek dan urutan sitasi. Berikut penjelasannya :

1. Jenis Konsep
Dalam satu bahan pustaka dapat dibedakan tiga jenis konsep yaitu:
 A. Disiplin Ilmu, yaitu istilah yang digunakan untuk satu bidang atau cabang ilm pengetahuan. Disiplin ilmu dapat dibedakan menjadi 2 kategori:
        1. Disiplin Fundamental
         2. Sub disiplin
B    Fenomena (topik yang dibahas), merupakan wujud/benda yang menjadi objek kajian dari disiplin ilmu. Misalnya pendidikan remaja. “Pendidikan” merupakan konsep disiplin ilmu, sedangkan “remaja” adalah fenomena yang menjadi objek atau sasarannya.
C      Bentuk, ialah cara bagaimana suatu subyek dIsajikan. Dibedakan menjadi 3 jenis: 
1.      Bentuk Fisik
2.      Bentuk Penyajian
3.  Bentuk intelektual

2. Jenis Subjek
Dalam kegiatan analisis subyek dokumen terdapat dalam bermacam-macam jenis subyek. Secara umum digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:

1. Subyek Dasar, yaitu subyek yang hanya terdiri dari satu disiplin ilmu atau sub disiplin ilmu saja. Misalnya: “Pengantar Ekonomi”, yaitu menjadi subyek dasaranya “Ekonomi”.

2. Subyek Sederhana, yaitu subyek yang hanya terdiri dari satu faset yang berasal dari satu subyek dasar (Faset ialah sub kelompok klas yang terjadi disebabkan oleh satu ciri pembagian. Tiap bidang ilmu mempunyai faset yang khas sedangkan fokus ialah anggota dari satu faset). Misalnya “Pengantar ekonomi Pancasila” terdiri dari “subyek dasar ekonomi” dan faset “Pancasila”.

3. Subyek Majemuk, yaitu subyek yang teridiri dari subyek dasar disertai fokus dari dua atau lebih fasaet. Misalnya: “Hukum adat di Indonesia”. Subyek dasarnya yaitu “Hukum” dan dua fasetnya yaitu” Hukum Adat” (faset jenis) dan “Indonesia” (faset tempat).

4. Subyek Kompleks, yaitu subyek yang terdiri dari dua atau lebih subyek dasar dan saling berinteraksi antara satu sama lain. Misalnya “Pengaruh agama Hindu terhadap agama Islam”. Disini terdapat dua subyek dasar yaitu “Agama Hindu” dan Agama Islam”.

3. Urutan Sitasi
Agar diperoleh suatu urutan yang baku dan taat azas/konsistensi dalam penentuan subyek dan (nomor kelas) maka Ranganathan menggunakan konsep yang dikenal “Urutan Sitasi”. Menurutnya ada 5 (lima) faset yang mendasar yang dikenal dengan akronim P-M-E-S-T, yakni:
1. P - Personality (Wujud)
2. M - Matter (Benda)
3. E - Energy (Kegiatan)
4. S - Space (Tempat)
5. T - Time (Waktu)
Contoh:
a) “Konstruksi Jembatan Beton Tahun 20-an di Indonesia”.
b) Jembatan - Personality (P)
c) Beton - Matter (M)
d) Konstruksi - Energy (E)
e) Indonesia - Space (S)
f) Tahun 20-an - Time (T)

Penerjemahan
Pengindeks “menerjemahkan” hasil analisis subjek dengan cara :
A. Mencari dalam bagan klasifikasi (classification scheme, misalnya DDC) nomor kelas yang sesuai untuk mewakili subjek dokumen. Nomor kelas ini menjadi unsur pertama dari nomor panggil (call number) apabila di perpustakaan tersebut dokumen disusun menurut subjek.
B. Mencari dalam daftar tajuk subjek (subject heading list misalnya Daftar Tajuk Subjek UI) satu atau lebih tajuk yang sesuai untuk menyatakan subjek dokumen. Tajuk-tajuk subjek ini dijadikan tajuk entri tambahan yang memungkinkan pengguna katalog menelusur lewat subjek.
Dalam daftar tajuk subjek tercantum yatu:
·         Istilah yang menjadi tajuk
·         Istilah yang sinonim yang tidak boleh dipakai sebagai tajuk
·         Istilah (tajuk subjek) yang berhubungan

Jenis-jenis Tajuk Subjek
Menurut jenisnya tajuk subjek dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu :
a.      Tajuk utama
1.      Tajuk kata benda tunggal
2.      Tajuk ganda.
 3.      Tajuk dengan tambahan
 4.      Tajuk nama diri

DASAR-DASAR ORGANISASI DAN INFORMASI KELOMPOK 6

KERANGKA SISTEM INFORMASI

Pengertian Informasi
Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen yang saling terkait atau saling bekerjasama untuk mengumpulkan mengolah, menyimpan, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.

Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak ( software), jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informassi dalam sebuah organisasi.

Kerangka kerja system informasi
a.  Konsep dasar
b. Teknologi informasi
c. Aplikasi bisnis
d. Proses pengembangan
e. Tantangan manajemen

Komponen system informasi
a. Bahan pustaka
b. Susunan koleksi
c. Katalog
d. Pengguna

Proses system informasi
a.  Pengindeksan

b. Temu kembali informasi

Kerangka kerja perpustakaan yang berfokus pada proses pengorganisasian informasi di satu pihak dan pencarian kembali informasi di pihak lain, digambarkan oleh Lauren B. Doyle dalam diagram berikut ini:


Peran Jasa Layanan Informasi
Fungsi utama suatu jasa layanan informasi (information service) ialah untuk bertindak sebagai antar-muka yaitu masyarakat sebagai kelompok pemakai dan  dunia sumber-sumber informasi dalam bentuk tercetak maupun dalam bentuk lain.

Kecenderungan konsep layanan perpustakaan seperti ini memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Perpustakaan harus mempunyai persediaan informasi dan sumber-sumber informasi yang multitujuan, memadai, dan bervariasi, baik dalam isi, format, maupun ukurannya.
2. Perpustakaan harus mengorganisasikan dan menawarkan pelayananya dengan konsep layanan terhantar (tidak hanya menunggu pengguna datang ke perpustakaan).Seperti halnya pedagang perpustakaan harus mengembangkan sayap dengan cara memperbanyak jumlah pengguna.

Pengelolaan Informasi Oleh Perpustakaan

Pengelolaan informasi menjadi tugas pokok perpustakaan, sebab informasi menjadi aset utama perpustakaan dalam menjaga kelangsungan eksistensinya. Oleh karenanya perpustakaan  berdasarkan fungsinya melakukan kegiatan-kegiatan kepustakawanan yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain.

            1.Penyimpanan Dokumen
Penyimpanan bahan pustaka merupakan meliputi kegiatan bagaimana memperlakukan bahan-bahan pustaka dalam pengaturan di tempat penyimpanan
            2.Layanan Dokumen
Pelayanan adalah tindakan atau oerbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Sejalan dengan hal tersebut menurut Gronroos dalam Lupiyoadi (2001:5) menyatakan bahwa “Suatu aktivitas atau serangkaian aktivits yang bersifat kasat mata(tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan pelanggan”

3.Pelayanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan adalah berarti layanan yang diberikan kepada pembaca dalam memperoleh informasi dengan cepat, tepat serta mudah untuk menemukan bahan pustaka/informasi sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pengindeksan dan Indeks
Pengindeksaan adalah menganalisa sebuah dokumen kemdian menerjemahkan ke dalam bahasa indeks. Adapun fungsi-fungsi pengindeksan antara lain :
a. Memberi panduan secara rinci untuk mendapatkan suatu bahan
b. Memudahkan pencarian suatu bahan atau sumber informasi dengan baik dan benar
c. Membantu dalam mencari suatu bahan yang akan dicari
d. Memberitahu hubungan antara suatu bahan atau sumber informasi dengan bahan atau sumber informasi lainnya
e. Menyediakan suatu pandangan yang menyeluruh yang terdapat dalam teks atau koleksi
Indeks

Dari segi bahasa didefenisikan sebagai sesuatu yang menunjuk atau menanda, daftar nama-nama yang disusun secara alfabetis. Unsur-unsur indeks yaitu
a. Kosa kata
b. Bentuk kata

Jenis-jenis indeks
a. Indeks belakang buku
b. Indeks berantai (chain index)
c. Indeks nama / pengarang
d. Indeks berabjad
e. Indeks kata kunci (keyword index)
f. Indeks KWIC / KWOC

Katalog Sebagai Indeks Perpustakaan
Perpustakaan memerlukan katalog adalah untuk menunjukkan ketersedian koleksi yang dimilikinya. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu daftar yang berisikan informasi bibliografis dari koleksi yang dimilikinya.
Wakil Dokumen Ringkas Katalogisasi (cataloging). Kegiatan atau proses pembuatan wakil ringkas dari bahan pustaka atau dokumen (buku, majalah, CD-ROM, microfilm, dll.)

Abstrak
Adalah upaya para pustakawan dan pengelola system informasi untuk memudahkan pemanfaatan koleksi atau dokumen oleh penggunanya, terutama dokumen tekstual.

DASAR-DASAR ORGANISASI DAN INFORMASI KELOMPOK 5

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM SIKLUS TRANSFER INFORMASI

Pengertian Siklus Transfer Informasi

Secara Etimologi, Informasi berasal dari bahasa Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Informasi juga dapat diartikan sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Informasi adalah proses pemindahan sumber informasi, yang telah diorganisasikan untuk disebarluaskan dari pusat informasi kepada pengguna informasi dengan dikomunikasikan.

Menurut sudut pandang dunia kepustakaan dan perpustakaan, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang.

Tujuan utama pemerolehan informasi adalah untuk mendapatkanhasil yang baik dan konsisten dari aspek-aspek kegiatannya dengan pengadaan biaya yang relatif murah.

Siklus informasi adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang menghasilkan informasi berikutnya. Demikian seterusnya proses pengolahan data menjadi informasi.

Data merupakan bentuk mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data ditangkap sebagai input, diproses melalui suatu model membentuk informasi. Pemakai kemudian menerima informasi tersebut sebagai landasan untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan operasional yang akan membuat sejumlah data baru. Data baru tersebut selanjutnya menjadi input pada proses berikutnya, begitu seterusnya sehingga membentuk suatu siklus informasi/Information Cycle (Tata Sutabri dalam Riyanto).

Terdapat dua cara memperoleh akses informasi, pertama informasi dapat diperoleh langsung dari si pembuat informasi dengan cara mengakses informasi yang telah direkamnya dalam sebuah media, kedua melalui perantara pusat informasi (perpustakaan).

Perpustakaan dalam siklus transfer informasi dapat digambarkan pada diagram berikut ini:

Fungsi utama perpustakaan pada gambar di atas adalah sebagai mediator antara sekumpulan populasi pengguna perpustakaan dengan timbunan informasi yang tersedia. Perpustakaan harus mampu mendefinisikan penggunanya dengan baik mengenai latar belakang dan kebutuhan informasinya, sehingga perpustakaan mampu menyediakan informasi yang berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan penggunanya, seperti halnya definisi informasi yang dipaparkan di atas.

Perpustakaan hanyalah sebuah instansi, tetap saja yang menjalankan fungsi dan peran perpustakaan adalah para agen perpustakaan yaitu pustakawan. Pustakawan dituntut untuk memiliki kompetensi untuk dapat menilai kualitas dari sebuah informasi yang ada sampai nanti akhirnya dapat disajikan dengan baik dan tepat sasaran sesuai dengan pengguna yang membutuhkan. Pengguna perpustakaaan pun mempunyai andil dalam proses pemilihan informasi ini, partisipasi pengguna sangat dibutuhkan untuk mempermudah pustakawan memetakan kebutuhan informasi pengguna perpustakaannya.

Fungsi perpustakaan sebagai mediator bukanlah fungsi yang pasif yang hanya menjadi fasilitator tempat bertemunya pengguna dan informasi, namun lebih dari itu, fungsi perpustakaan sebagai mediator adalah fungsi yang aktif yang mengusahakan memberikan informasi yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya, untuk membantu perpustakaan mengoptimalisasi fungsi tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem komperhensif agar dapat menemu kembalikan informasi dengan baik dan relevan sesuai dengan harapan pencari informasi tersebut.

Klasifikasi Informasi

1.  Informasi Primer
Informasi primer adalah hasil karya pengarangatau peneliti yang orisinil, naskah yang ditulis bisa juga disebut naskah orisinil. Sumber primer (primary sources) merupakan informasi yang berasal dari penemuan baru atau ilmu pengetahuan baru.

Contohnya apabila ada seorang peneliti, dia meneliti sesuatu tentang hal-hal yang belum pernah ditemukan/diteliti oleh orang lain, kemudian dia menuliskan hasil penelitiannya, maka tulisan yang dia tulis tentang penelitian itu di sebut naskah orisinil (sumber informasi primer).
Berikut ini saya berikan beberapa contoh :
a. laporan penelitian,
b. monografi yang deskripsikan suatu masalah,
c. suatu teori yang belum pernah di cetuskan oleh seseorang,
d. hasil penemuan,
e. thesis, skripsi, dll.

Naskah-naskah di atas ada yang diterbitkan dan ada juga yang tidak diterbitkan, naskah yang diterbitkan disebut terbitan primer, sedangkan naskah yang tidak diterbitkan contohnya adalah:
a. laporan penelitian intern,
b. catatan rapat,
c. file dari perusahaan,
d. berkas pribadi,
e. berkas lembaga,
f.  buku harian, memo.

2.  Informasi Sekunder
Informasi sekunder adalah susunan-susunan informasi yang telah di rapikan dari sumber informasi primer, dengan suatu cara tertentu. Sumber sekunder (secondary sources) merupakan penilaian, ringkasan atau kritikan terhadap suatu karya atau penelitian seseorang. Informasi tentang sumber primer yang disusun secara sistematis supaya mudah diakses.

Contoh informasi sekunder adalah:
a. majalah yang mengulas informasi primer,
b. indeks,mendaftarkan buku/artikel atau karya lainnya,
c. buku-buku refrensi,
d. jurnal,
e. ulasan (reviews),
f. essay,
g. buku-buku referensi

3.  Informasi Tersier
Informasi tersier sumber informasi untuk memudahkan para peneliti/para pencara informasi untuk mencari suatu informasi yang mereka cari”, (Lancaster, 1979). Sumber tersier (tertiarysources) merupakan memuat informasi berupa saringan,rangkuman atau kumpulan dari sumber primer dan sekunder.

Contoh-contoh Informasi tersier sebagai berikut:
a. direktori dan buku tahunan,
b. daftar dari Bibliografi,
c. katalog induk majalah,
d. daftar dari indeks,
e. daftar dari majalah Abstrak,
f. petunjuk informasi,
g. daftar laporan penelitian,
h. daftar perpustakaan dan sumber informasi,
i. petunjuk organisasi.

Masyarakat Pemakai Penelitian & pengembangan Aplikasi:

1. “User community” atau masyarakat pemakai
Adalah kelompok orang yang menjadi pemakai informasi. Ada yang terlibat dalam kegiatan penelitian dan pengembangan dan ada yang melakukan berbagai kegiatan lain yang bersuat lebih praktis, yang dalam diagram disebut kegiatan aplikasi. 

2. (Rule of Author)
Ini berarti bahwa beberapa orang yang kegiatannya diperkirakan menarik atau penting bagi orang lain, menuangkan pengalaman, penelitian, atau pendapat mereka dalam semacam bentuk laporan. lnilah peran pengarang dalam siklus komunikasi. Tetapi kepengarangan (authorship) sendiri bukanlah suatu bentuk komunikasi, sebab karya seorang pengarang hanya akan mempunyai dampak kecil, atau tidak berdampak sama sekali apabila karya itu belum diperbanyak dan disebarluaskan lewat saluran-saluran formal, atau dengan perkataan lain: diterbitkan.

3. (Rule of Primary Publication)
lnilah peran penerbit primer (primary publisher) dalam siklus komunikasi. Sebuah terbitan primer (primary publication) dapat berupa buku, jumaL laporan teknik, disertasi, paten, dan lain sebagainya.

4. (Role of Primary and Secondary Publisher)
Dalam diagram diperlihatkan bahwa terbitan primer disebarluaskan lewat dua jalur:
1. Dengan cara langsung ke masyarakat pemakai yang melanggan atau membeli terbitan primer.
2. Dengan cara tidak langsung lewat pusat informasi yang melanggan dan membeli terbitan primer.
Pusat informasi, istilah ini dalam diagram ini digunakan secara generik untuk mewakili perpustakaan, pusat informasi lain, dan penerbit jasa sekunder – memainkan peran yang sangat penting dalam siklus transfer informasi.

5. (Role of Information Center)
Lewat kebijakan pengadaan dan penyimpanan, perpustakaan menciptakan suatu arsip permanen berisi hasil-hasil karya berbagai bidang dan suatu koleksi rekaman informasi yang dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya. Di samping itu, perpustakaan dan pusat informasi lain menata dan mengawasi literatur ini lewat pengatalogan, klasifikasi, pengindeksan dan prosedur-prosedur lain yang sejenis. Peran penting lain dalam organisasi dan pengawasan dimainkan oleh badan atau organisasi yang bergerak di bidang jasa pembuatan indeks dan abstrak dan penerbit bibliografi nasional. 

6. (Role of The User)
Tahap ini, yaitu tahap yang paling sulit diamati, adalah tahap saat informasi dibaca dan diserap oleh para pemakai. Di sini harus dibedakan antara “transfer dokumen” (document transfer) dan “transfer informasi” (information transfer).

Peran Perpustakaan dalam Siklus Transfer Informasi

Peran perpustakaan dalam siklus transfer informasi:
A. Sebagai pengelola informasi primer yang telah diterbitkan
B. Sebagai pengelola informasi sekunder
C. Sebagai pembuat dan pengelola informasi tersier
D. Sebagai jembatan penghubung kepada user (masyarakat)

Perpustakaan merupakan jantungnya perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peran krusial bagi civitas akademika perguruan tinggi, yaitu sebagai pusat belajar dan pembelajaran, pusat penelitian, pusat sumber informasi, pusat penyebaran informasi dan pengetahuan, serta pusat pelestarian ilmu pengetahuan. Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi utama bagi civitas akademika. Sebagai pusat sumber informasi utama, Perpustakaan senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika.

“Esensi dari sebuah perpustakan adalah sumber informasi yang dimiliki yang diperuntukan bagi pemustakanya”, (Yoga, 2013). Perpustakan Indonesia memiliki sistem manajemen informasi berbasis web yang dikenal dengan nama lontar.
Layanan Referensi Perpustakaan merupakan layanan yang diberikan kepada pemustaka berupa kegiatan konsultasi informasi di mana staf pustakawan merekomendasikan, mengiterpretasikan, mengevaluasi, serta menggunakan sumber daya informasi yang tersedia untuk membantu pemustaka memenuhi kebutuhan informasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Lancaster, F.W. 1979. Information Retrieval Systems: Characteristics, Testing, and Evaluation, 2 nd Edition. New York: John Wiley
Riyato. Siklus Informasi. Melalui http://blog.re.or.id/siklus-informasi.htm [20 April 2014]
Saracevic, Tefko. 1999. “Information Science” dalam Journal of the American Society for Information Science, vol 50 no. 12
Yoga, Yanuar. 2013. Optimalisasi Peran Perpustakaan dalam Siklus Transfer Informasi.
Melalui http://yogyeside.blogspot.com/2013/12/optimalisasiperan-perpustakaan-dalam.html [20 April 2014]

Saturday, December 29, 2018

DASAR-DASAR ORGANISASI DAN INFORMASI KELOMPOK 4

PENGORGANISASIAN INFORMASI

Defenisi Pengroganisasian

Istilah organisasi memiliki dua arti umum pertama, mengacu pada suatu lembaga (Instution) kelompok fungsional,sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan pemerintahan,rumah sakit,atau suatu perkumpulan olahraga.
Pada dasarnya informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi pemerintah dan dapat berupa fakta atau suatu nilai yang bermanfaaat. Informasi disini mencakup pengetahuan apapun yang terekam baik dalam bentuk buku,artikel,majalah,film,video,maupun pengetahuan yang disampaikan secara lisan dalam suatu pidato,percakapan,dan ceramah.

Proses Pengorganisasian

Samuel B. Certo yang mengutup Saul W.Gellerman mengemukakan pandangan bahwa ada lima macam langkah pokok proses perorganisasian(Certo,1994:2150)
Adapun langkah langkah yang dimaksud sebagai berikut.
A. Meleksanakan refleksi tentang rencana rencana dan sasaran sasaran.
B. Menetapkan tugas tugas pokok
C. Membagi tugas tugas pokok yang menjadi tugas tugas bagian(subtasks).
D. Mengalokasi sumber sumber daya dan petunjuk petunjuk untuk tugas tugas bagian tersebut.
E. Mengevaluasi hasil hasil dari strategi pengorganisasian yang di implementasi.

Elemen –elemen suatu organisasi
Organisasi organisasi memiliki suatu tujuan,yang mengarahkan upaya upaya orang orang didalam organisasi demikian, menuju kearah tujuan tertentu. Organisasi secara sadar menstruktur aktivitas-aktivitas anggotanya dengan jalan membagi tugas-tugas antara mereka dan mengembangkan sebuah sistem untuk mengordinasi.

Ciri-ciri umum suatu organisasi
Edgar H.Schein, seorang psikolog keorganisasian terkenal berpendapat bahwa semua orgaisasi memiliki empat macam cirri atau karakteristik sebagai berikut ;

Koordinasi Upaya
Para individu yang bekerjasama dan mengoordinasi upaya mental atau fisikal mereka dapat mencapai banyak hal yang hebat dan yang menakjubkan. Perhatikan saja piramida-piramida dimesir, tembok besar di RRC, sebagai contoh.

Tujuan Umum Bersama
Koordinasi upaya tidak mungkin terjadi, kecuali pihak-pihak yang telah bersatu, mencapai persetujuan untuk berupaya mencapai sesuatu yang merupakan kepentingan bersama.

Pembagian Kerja
Pembagian kerja memungkinkan para anggota organisasi-organisasi menjadi lebih terampil dan mampu karena tugas-tugas terspesialisis dilaksanakan berulang-ulang .
Dengan jalan membagi-bagi tugas-tugas kompleks, menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terspesialisis, maka sesuatu organisasi dapat memanfaatkan sumber-sumber daya manusianya secara efesien.

Hirearki Otoritas
Para teritisi organisasi telah merumuskan otoritas sebagai hak untuk mengarahkan dan memimpin kegiatan-kegiatan pihak lain. Tanpa hirerki otoritas yang jelas, koordianasi upaya akan mengalami kesulitan, bahkan kadang-kadang tidak mungkin dilaksanakan.

Sifat Sistem dari Organisasi-Organisasi

Oraginsasi-organisasi bekerja sebag “alat-alat social”(social tools), untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan oleh masyarakat.
Pada umumnya dapat diidentiikasikan tiga macam sibsistem dasar semua organisasi. Kita akan menggunakan asumsi bahwa sebuah organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untk mencapai suatu tujuan ata sejumlah tujuan-tujuan tertentu.

Organisasi sebagai sebuah Sistem Kontrol

Setiap organisasi pada dasarnya merupakan sejenis sistem kontrol disana ada sejumlah sasaran-sasaran yang harus dicapai, dan kemajuan yang dicapai oleh perusahan yang bersangkutan menuju kearah tujuan-tujuan tersebut. Implementasi dari keoutusan-keputusan penyusunan kebijaakan, yang menerjemahkan sasaran-sasaran dari wilayah potensial pun menjadi hal yang aktual.

Subsistem-subsistem dari Organisasi

Seperti dinyatakan berulang kali, orgaisasi-organisasi merupakan sistem-sistem. Sistem –sistem merupakan kumpulan elemen yang berkaitan satu sama lain yang membantu mencapai suatu ,tujuan atau melaksanakan suatu fungsi. Organisasi-organisasi memiliki subsistem-subsistem yang berkaitan satu sama lain, yang saling mempegaruhi.
Oganisasi-organisasi yang berfungsi dari tiga(3) macam subsistem dasar sebagai berikut
1. Subsistem transformasi
2. Sistem Sosial
3. Sistem Administratif

Pengertian Informasi

Informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. (Estabrook, 1977: 245).
Sebagai contoh, bahwa anda tadi malam bermimpi sangat berkesan , misalnya mendapatkan hadiah mobil  mewah dari undian sebagai  nasabah sebuah bank multi nasional.mimpi itu kita sebut sebagai penomena  atau pristiwa ( terlepas mimpi betulan atau bohomgan).

Jenis-jenis Informasi

a. Informasi primer
informasi mengenai penelitian yg dilakukan sendiri, penelitian mengenai aplikasi sebuah teori baru, penjelasan sebuah teori dlm semua bidang ilmu pengetahuan. Contoh: majalah ilmiah, laporan penelitian, paten, disertasi, makalah lokal karya.
b. Informasi sekunder
Informasi mengenai dokumen primer yaitu informasi yang merujuk atau mengacu ke dokumen primer krn isinya merupakan deskripsi dan informasi ttg dokumen primer. Contoh: bibliografi, katalog, majalah indeks, majalah abstrak, daftar isi.
c. Informasi tersier
Informasi mengenai dokumen sekunder. Dokumen tersier mengumpulkan, menyarikan, dan memindahkan informasi yang semula ada pada dokumen sekunder dan kadang-kadang juga pada dokumen primer kemudian diolah kembali sesuai
dengan keperluan pembaca atau pengguna. Contoh: buku ajar, direktori, panduan literatur, bibliografi dari bibliografi.

Fungsi Informasi

Di awal sudah dikemukkann bahwa informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan, maupun bentuknya. Maka fungsinya pun beragam pula karena akan bergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannya berbeda-beda.
Dalam organisasi sekolah tau pada lembaga-lembaga pendidikan pada umumnnya, informas yang yang bermanfaat adalah yang banyak mendukung tugas-tugas lembaga tersebut, yaitu yang kira-kira semua jenis informasi yang mempunyai aspek edukatiif, riset, dan rekratif. Demikian pula untuk lembaga yang berorientasi perdagangan (profit oriented ), disini sangat diperlukan segalaa jenis nformasi yang berkaitan dengan aspek peningkatan produktivitas organisasi, misalnya informasi yang tepat untuk suatu pengambilan keputusan manejer, informasi dengan aspek peningkatan pemasaran produk-produknya, dan juga informasi tentang peramalan harga pasar.
Didalalm lingkungan keluargaa, infromasi dan sumber-sumber infromasi sangat berguna keberadaanya. Buku majalah, surat kabar ,radio ,televise, computer, bahkan internet semuanya bermanfaat bagi pengembangan wawasan anggota keluarga.

Layanan Informasi Perpustakaan

Perpustakaan sebagai pusat informasi mempunyai peranan yang sangat strategis dan penting untuk sesuatu kegiatan. Pada saat ini pemakai dihadapkan pada adanya ledakan informasi sehingga perpustakaan haru sdapat menyeleksi mana yang sesuai dan tidak sesuai
Dalam pelayanan jasa penyebaran informasi ilmiah mempunyai beberapa bentuk, antara lain :
A. Layanan Meja Informasi
    Layanan meja informasi adalah layanan dalam bentuk tuntunan dan bimbingan pembaca untuk mengenali bagian dari perpustakaan .

B. Layanan Pinjam Antar Perpustakaan
    Layanan Pinjam Antar Perpustakaan adalah anggota suatu perpustakaan dapat meminjam buku atau bahan pustaka lain yang tidak ada di perpustakaan tersebut ke perpustakaan lain yang mempunyai bahan koleksi yang lengkap, dengan prosedur yang berlaku seperti ada surat rekomendasi dari pengelola perpustakaan yang menjadi anggota.

C. Layanan referens
     Merupakan layanan petunjuk bagi pemakai yang sesuai dengan minat dan keahliannya. Layanan ini diberikan kepada pemakai berdasarkan bidang dan keahlian pemakai.

D. Layanan Korenspondens
      Adalah layanan melalui surat menyurat antara pihak pemakai dengan pihak perpustakaan tentang suatu hal.

E. Layanan bimbingan pemakai
   Adalah layanan yang biasanya terdapat pada perpustakaan perguruan tinggi dalam bentuk bimbingan mencari informasi melalui enskopedia, mencari infromasi menggunakan Katalog, bagaimana membuat karya ilmiah daan studi kepustakaan lainnya.

F. Layanan Telekomunikasi
    Adalah layanan penelusuran Infromasi dengan menggunakan alat telekomunikasi seperti online, dialog, jaringan Internet.

Sumber-Sumber Informasi

Perpustkaan sebagai sumber informasi bias di kelompokan kedalam beberapa jenis yang masing masing mempunyai ciri dan penekanan fungsi yang berbeda dalam beberapa tahun terakhir, tampak adanya kemunculan perpustakaan komunitas  bentuknya bisa terintegrasi dengan toko buku,cafĂ©, atau dengan kegiatan komersial lainya.para pengelola model perpustakaan seperti ini berusaha menggabungkan fungsi–fungsi pendidikan, pencerahan, social, dan  bisnis secara terpadu.
Sumber sumber informasi banyak jenisnya. Buku,majalah,surat kabar, radio,tape recorde,video tape recorde,CD-ROM, disket, computer,browser, pamflet,dan media rekaman informal lainya,merupakan tempat disimpanya informasi atau katakanlah sumber sumber informasi,khususnya informasi terekam.

DAFTAR PUSTAKA

Drs.H.Prawit M. Yusop, MS. 2009. Ilmu Informasi,Komunikasi,Dan Kepustakaan ,Aksara 2 xviii, 492 hlm Scheir Edgar, 2003, Organisasi Dan Informasi.

Layanan sistem terbuka dan tertutup

A. Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan merupakan salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan suatu perpustakaan. “Layanan perpust...