A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kerjasama antar perpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Menurut Sulistyo Basuki, kerjasama perpustakaan merupakan kegiatan yang melibatkan dua atau lebih perpustakaan untuk mencapai satu tujuan yang sama. Kerjasama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna, karena tidak satu pun perpustakaan yang mampu berdiri sendiri, dalam hal koleksi perpustakaan juga tidak mampu memenuhinya sebagai kebutuhan informasi. Hal senada juga dikemukakan oleh Purnomo, tidak satu pun perpustakaan dapat berdiri sendiri dalam arti koleksinya mampu memenuhi kebutuhan informasi pemakainya, maka diperlukan kerja sama antar perpustakaan.
Informasi yang semakin melimpah dalam jumlah, jenis maupun media penyampaiannya, serta kebutuhan informasi yang semakin meningkat di satu pihak, sementara itu dana yang semakin terbatas di pihak yang lain, sehingga perpustakaan tidak akan pernah mencukupi kebutuhan pengguna hanya dengan menyajikan koleksi yang dihimpun masing-masing perpustakaan.
Adapun untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi mahasiswa maupun dosen, perpustakaan perguruan tinggi harus mampu mengkaji atau mengenali informasi apa yang diperlukan sehingga dapat mendorong pemustaka untuk menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh perpustakaan. Analisis kebutuhan pemakai ditujukan untuk pengembangan koleksi di perpustakaan, demi tersedianya kebutuhan informasi yang benar-benar mutakhir dan relevan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di satu sisi tidak ada satu pun perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya, dan disisi lain pengguna sangat memerlukan literatur atau informasi baru untuk penulisan karya ilmiah ataupun lainnya. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pemustaka ini, maka perpustakaan perlu melakukan kerjasama. Kerjasama juga berfungsi sebagai alat untuk mengakses koleksi lebih luas, memperbaiki pelayanan pengguna dan teknis, meningkatkan aktifitas dalam berbagai sumber daya, mengurangi duplikasi, dan menciptakan pelayanan yang efisien.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud kerjasama perpustakaan?
b. Apa sajakah factor-faktor kerjasama perpustakaan?
c. Bagaimana bentuk-bentuk kerjasama perpustakaan?
d. Bagaimana kawasan kerjasama perpustakaan?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari kerjasama perpustakaan.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor kerjasama perpustakaan.
c. Untuk mengetahui bentuk kerjasama perpustakaan.
d. Untuk mengetahui kawasan kerjasama perpustakaan.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kerjasama Perpustakaan
Kerjasama perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Kerjasama ini diperlukan karena tidak satu pun perpustakaan dapat berdiri sendiri dalam arti koleksinya yang mampu memenuhi kebuthan informasi pemakainya.
Menurut Sulistyo Basuki kerjasama perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Kerjasama ini timbul karena pertumbuhan buku dan majalah yang luar biasa banyaknya terutama selama satu abad terakhir ini.
Dengan demikian kerjasama perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Kerjasama ini terjalin untuk saling memberi keuntungan bagi dua perpustakaan yang menjalin kerjasama.
2.Faktor-Faktor Kerjasama Perpustakaan
Adapun faktor yang yang mendorong kerjasama antar perpustakaan ialah :
1. adanya peningkatan luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan membawa pengaruh semakin banyak buku yang ditulis tentang pengetahuan tersebut.
2. meluasnya kegiatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi mendorong semakin banyaknya dan semakin beraneka ragamnya permintaan pemakai yang dari hari kehari semakin banyak memerlukan informasi. Pengetahuan yang berkembang pesat memaksa mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah untuk belajar kembali.
3. kemajuan dalam bidang teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap industri dan perdagangan serta perlunya pimpinan serta karyawan mengembangkan keterampilan dan teknik baru. Keterampilan ini antara lain diperoleh dengan membaca.
4. berkembangnya kesempatan dan peluang bagi kerjasama internasional dan lalu lintas internasional. Kedua hal tersebut mendorong informasi mutakhir mengenai negara asing.
5. berkembangnya teknologi informasi, terutama dalam bidang komputer dan telekomunikasi, memungkinkan pelaksanaan kerjasama berjalan lebih cepat dan lebih mudah bahkan mungkin murah. Pengiriman informasi tidak harus berupa pengiriman dokumen asli, tetapi dalam bentuk reproduksi (fotokopi), bentuk mikro, maupun menggunakan media elektronik seperti disket.
6. tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan informasi yang sama. Selama ini merupakan suatu kenyataan bahwa masyarakat pemakai informasi di kota besar memperoleh layanan informasi lebih baik daripada pemakai yang tinggal di daerah terpencil. Maka adanya kerjasama perpustakaan memungkinkan pemberian jasa perpustakaan dapat mencapai pemakai di daerah terpencil.
7. kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, tenaga manusia dan waktu.
3. Bentuk-Bentuk Kerjasama Perpustakaan
dilaksanakan perpustakaan dikenal berbagai jenis bentuk kerjasama yang masing-masing dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dari pihak-pihak yang bekerjasama, antara lain:
a. Kerjasama Pengadaan
Pada bentuk ini, beberapa perpustakaan bekerjasama membeli buku dan majalah sesuai dengan kesepakatan. Bentuk kerjasama pengadaan dapat pula dilakukan oleh perpustakaan yang berada pada lingkungan badan induk yang sama. Misalnya, kerjasama pengadaan perpustakaan universitas dan fakultas. Pada bentuk ini, pengadaan semua bahan pustaka yang dilakukan oleh perpustakaan pusat, kemudian setelah bahan perpustakaan tiba baru dibagi-bagikan kepada perpustakaan fakultas.
b. Kerjasama Penyimpanan
Sering kali terjadi bahwa majalah dan buku yang sudah dibeli jarang atau malah tidak digunakan sama sekali oleh pembacanya. Demikian pula majalah yang berusia sudah tua, buku dan majalah semacam itu tidak dapat dengan begitu saja dibuang dari perpustakaan karena setiap buku dan majalah pasti ada manfaatya. Namun kalau tetap disimpan di perpustakaan, lama kelamaan perpustakaan akan penuh sehingga tidak mampu menampug buku dan majalah baru lagi. Maka timbul gagasan beberapa perpstakaan meyewa gudang atau lokasi tempst penyimpanan bahan pustaka yang kurang di gunakan. Hal ini dilakukan agar kelak kalau ada pemakai yang ingin membaca majalah yang sudah tua, petugas perpustakaan akan mengambilnya dari gudang tempat penyimpanan bersama.
c. Kerjasama Pengolahan
Berbagai perpustakaan bekerjasama dalam mengolah buku, artiya membuat deskripsi bibliografi, klasifikasi, tajuk subjek, pengadaan kartu, pemasangan label, kantong buku. Cara ini sering dilakukan oleh perpustakaan pusat yang memiliki beberapa cabang, seperti perpustakaan umum dengan perpustakaan cabang, perpustakaan universitas dengan berbagai perpustakaan fakultas. Pengolahan dilakukan oleh bagian pengolahan pusat, sedangkan cabang tinggal menerima saja.
Berbagai perpustakaan bekerjasama dalam mengolah buku, artiya membuat deskripsi bibliografi, klasifikasi, tajuk subjek, pengadaan kartu, pemasangan label, kantong buku. Cara ini sering dilakukan oleh perpustakaan pusat yang memiliki beberapa cabang, seperti perpustakaan umum dengan perpustakaan cabang, perpustakaan universitas dengan berbagai perpustakaan fakultas. Pengolahan dilakukan oleh bagian pengolahan pusat, sedangkan cabang tinggal menerima saja.
d. Kerjasama pinjam antara perpustakaan
Bentuk kerjasama ini karena pengguna perpustakaan lain tidak boleh meminjam koleksi perpustakaan lain, sebagai gantinya maka perpustakaannya yang meminjamkan buku kepada perpustakaan lain kemudian perpustakaan tersebut meminjamkannya kepada pengguna yang membutuhkan.
e. Kerjasama antar pustakawan
Kerjasama ini dilakukan antar pustakawan untuk memecahkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pustakawan.
f. Kerjasama penyusunan catalog hidup
Dua perpustakaan atau lebih menyusun catalog perpustakaan secara bersama- sama. Catalog tersebut berisi keterang tentang buku yang dimiliki oleh perpustakaan peserta kerja sama disertai dengan keterangan mengenai lokasi buku tersebut.
g. Kerjasama pemberian jasa dan informasi
Bentuk kerjasama ini adalah dilakukan oleh dua atau lebih perpustakaan yang sepakat untuk bekerja sama saling memberikkan jasa informasi, seperti pinjam antar perpustakaan, jasa penelusuran, dan jasa foto copy.
4. Kawasan Kerjasama Perpustakaan
Berdasarkan luas sempitnya cakupan kerjasama maka, terdapat beberapa jenis kawasan kerjasama.
Pertama, kerjasama lokal artinya kerjasama yang terbatas pada suatu wilyah dalam sebuah negara, provinsi atau bahkan hanya terbatas pada sebuah kota, contohnya yang pernah ada di Indonesia ialah kerjasama pinjam antar perpustakaan yang dilakukan oleh berbagai perpustakaan di kota jakarta.
Pertama, kerjasama lokal artinya kerjasama yang terbatas pada suatu wilyah dalam sebuah negara, provinsi atau bahkan hanya terbatas pada sebuah kota, contohnya yang pernah ada di Indonesia ialah kerjasama pinjam antar perpustakaan yang dilakukan oleh berbagai perpustakaan di kota jakarta.
kedua, kerjasama nasional artinya kerjasama yang melibatkan berbagai perpustakaan yang terdapat dalam sebuah negara. misalnya kerjasama penelusuran, informasi yang dilakukan oleh berbagai perpustakaan di Indonesia.
ketiga, kerjasama regional artinya, kerjasama yang terdapat pada suatu kawasan yang mencakup beberapa negara, misalnya kerjasama di kawasan Asia tenggara, afrika selatan sahara, Amerika latin, dan Asia selatan. Di kawasan asia tenggara, lebih dikenal dengan CONSAL singkatan dari conference of southcast asia librarians. CONSAL dimulai disingapura pada tahun 1969. Dalam CONSAL, pustakawan se Asia Tenggara bertatap muka antar negara untuk membahas berbagai masalah pertukaran data bibliografi, pemberian kesempatan latihan kerja, serta keseragaman dalam pembuatan indeks dan sejenisnya.
keempat kerjasama Internasional yang melibatkan 2 negara atau lebih, sehingga sebenarnya kerjasama regional adalah juga kerjasama internasional, hanya terbatas pada kawasan tertentu. Kerjasama internasional yang telah dilakukan adalah pertukaran bahan pustaka, peminjaman bahan pustaka, penyusunan bibliografi universal ( belum berhasil ) serta usaha ketersediaan terbitan universal, dikenal dengan UAP atau universal availability of publications. Dalam UAP diusahakan agar perpustakaan nasional mencatat semua terbitan dari negaranya sehingga diketahui terbitan-terbitan apa-apa saja yang pernah ada. Pada hakikatnya, kerja sama internasional terbagi atas 2 jenis kerjasama, yaitu : kerjasama yang menyangkut pertukaran dan peminjaman menyangkut bahan pustaka dan kerja sama berkaitan dengan pengolahan bahan pustaka.
KESIMPULAN
kerjasama perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Kerjasama ini terjalin untuk saling memberi keuntungan bagi dua perpustakaan yang menjalin kerjasama.
Faktor yang mendorong kerjasama antar perpustakaan yaitu : a). adanya peningkatan luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan membawa pengaruh semakin banyak buku yang ditulis tentang pengetahuan tersebut. b.) meluasnya kegiatan pendidikan. c). kemajuan dalam bidang teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap industri dan perdagangan. d). berkembangnya kesempatan dan peluang bagi kerjasama internasional dan lalu lintas internasional. e). berkembangnya teknologi informasi f). tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan informasi yang sama. g). kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, tenaga manusia dan waktu. Berbagai faktor tersebut mengubah dan meningkatkan permintaan akan jasa perpustakaan. Perpustakaan tidak dapat berdiri sendiri karena tidak satupun perpustakaan mampu memenuhi kebutuhan informasi pemakainya.
Bentuk-bentuk kerjasama perpustakaan yaitu : kerjasama pengadaan, kerjasama penyimpanan, kerjasama pengolahan, kerjasama pinjam antara perpustakaan, kerjasama antar pustakawan, kerjasama penyusunan catalog hidup, dan kerjasama pemberian jasa dan informasi.
Berdasarkan luas sempitnya cakupan kerjasama maka, terdapat beberapa jenis kawasan kerjasama yaitu : kerjasama lokal, kerjasama nasional , kerjasama regional dan kerjasama internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Purwono. 2009. KerjaSamadanJaringanPerpustakaan. Jakarta: Universitas terbuka.
SulistyoBasuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Syihabuddin Qalyubi. 2007. Dasar-dasar Ilmu perpustakaan dan Informasi, Jakarta: Jurusan
Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab.
Zultanawar.1984. kerjasama antarperpustakaan,dokumentasi,dan informasi, “dalam laporan perkembangan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi” Jakarta :pusat dokumentasi informasi ilmiah.
No comments:
Post a Comment